Knight Of Cups : Dicengkram Kolase Hedonisme, Kerinduan Spiritualitas


Malick lebih gemar dalam memainkan permainan gambar dan teknologi dalam karya terbarunya ini.Knight Of Cups, tak lain adalah kisah kesedihan yang begitu buram dengan potongan potongan gambar yang melatarbelakanginya.Glamouritas, hedonisme perkotaan menjadi tontonan yang tidak menyulut decak kagum dan penuh gelora.Ia adalah tafsir dari renggut jiwa yang hilang, jiwa yang terkekang dan jiwa yang lunglai.
Dibuka dengan penampakan CGI bumi dengan selimut aurora dan atmosfir yang cukup mengingatkan pada Tree Of Life, Terrence Malick kembali pada formula lamanya pasca To The Wonder pada bingkai bingkai dan shoot puitis yang jauh lebih banyak bicara.Terrence Malick memang terkenal dengan ketidaksukaannya pada narasi konvensional, ia gemar pada narasi dialektis yang berisi suara hati yang terdalam dan teruntai bak puisi.

Knight Of Cups berkisah tentang Rick, selebritas yang memiliki segalanya dan tawaran untuk kehidupan yang lebih baik.Ia tidak menikah namun ia baru saja ditinggalkan oleh anaknya Billy yang meninggal dalam suatu perkelahian disuatu gedung.Ia mencoba bangkit untuk mampu meraih puing puing kesuksesan melalui deruan hatinya akan kekosongannya pada hidup, serta kerinduannya pada aspek spritiualitas.Maka setiap latar belakang, sebenarnya adalah gambaran akan apa yang ia sedang lamunkan.Pesawat, potret foto, debut ombak, gadis penghibur, mobil mewah adalah kepingan kepingan yang menjadi bagian hidupnya.

Knight Of Cups, sejak perilisan trailernya, cukup membuat banyak fanbase meraih kans yang menggairahkan.Namun, dibanyak situs seperti imdb dan metacritic, Knight Of Cups mendapatkan cecaran karena konsep ceritanya yang banyak tidak disukai.Namun hal ini sebenarnya adalah pembiasaan saja pada bagaimana sebenarnya cara bercerita seorang Terrence Malick.

Essay Film

Dikembangkan dan diorganisir oleh Halomoan Sirait. Mahasiswa tingkat akhir yang kocar kacir didunia blogging karena suka hilang password. Sedang mendambakan profesi Jurnalisme Film secara global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar