Carol : Lugunya memotret realita cinta

 Ya, begitulah judul artikel kali ini.Carol adalah karya kedua Todd Haynes, veteran dari dunia teater yang menyambah bakatnya kedunia sinematography.Sebelumnya, ia telah merilis Mildred Pierce, sebuah mini serie ditahun 2011.Tiga karyanya (bersama Far From Heaven) adalah karya yang memiliki nafas yang bernaas, pasalnya, Todd Haynes paling peduli pada setting cerita 70-an, drama yang getir dan dandanan para lakon yang otentik.

Kisah bermula saat Carol (Cate Blanchett), janda yang tengah bercerai dan memperebutkan hak asuh putri tunggalnya, bertemu dengan Therese Belivet (Ronney Mara), seorang penjaga mainan natal disebuah toko.
Perkenalan mereka ternyata terus mengalir disaat Carol tak sengaja meninggalkan sarung tangan musim dinginnya dimeja kasir, waktu dari waktu berjalan, Therese Belivetpun menyambangi kehidupan Carol dirumahnya, yang penuh dengan cerita duka dan ketakutan.

Kehidupan Carol dengan mantan suaminya, Harge (Kyle Chandler) penuh dengan wajah yang suram, pasalnya Harge memaksa Carol untuk rujuk kembali dan menghapus semua perbuatan tak bermoral Carol yang selama ini mengganjal Carol untuk mengasuh penuh putrinya. Namun Carol tak mencintai lagi Harge. Carol hanyalah seorang ibu , dan tak menginginkan status istri keluarga Aird dan tak sudi menyandang nama keluarga Aird. Carol sangat menyayangi belahan jiwanya.Itu adalah naluri seorang ibu pada putrinya , Rindy.

Suatu ketika konflik memanas.Desakan dari Harge, yang pemabuk dan urak urakan memaksa Carol harus menjauh dari Harge dan melakukan sesuatu.Carolpun mengajak Therese Belivet menuju Barat dengan berkendara mobil.Tanpa diduga Carol dijebak oleh Harge dengan mengirimkan mata mata pada mereka berdua, yang nyatanya hubungan mereka berdua sudah sangat intim dan terlarang.

Carol seperti puitisnya Far From Heaven akan membawa kita pada etalase yang sangat memanjakan mata kita pada furniture natal dan mainan mainan.Lengkap dengan setting 70-an serta perabotan perabotan yang melepaskan rindu kita pada film bersetting dizaman tersebut.Carol secara sinematography sangat maju, serupa dengan Mildred Pierce, berbeda memang tensinya, karena konflik dalam Carol memang tidak seenyuh Mildred Pierce dan Far From Heaven, namun ia tetap menghasilkan cerita yang proporsional, ya sebuah kisah cinta yang lugu dari Therese Belivet dalam memandang retorika hidup yang bahagia dalam rumah tangga.
Therese Belivet sendiripun memiliki kekasih yang selalu memintanya untuk menikahinya dan pergi ke Eropa.Namun hal itu tidak memberi simpatik pada Therese.Ia lebih menyukai bersama Carol dan berbagi cerita dengannya.

Todd Haynes memang sangat terbiasa dan menyukai kisah kisah tentang orientasi seks yang menyimpang dibanyak keluarga era 70-an. Kecenderungan tersebut memang tidak menjadikan bahwa ia gemar dalam subteks tersebut, nayatanya Todd Haynes lebih gemar menyajikannya dalam proporsi rendah, sedangkan kisah tentang runyamnya cinta memang dalam proporsi besar.Intinya, Todd Haynes bukanlah sutradara pemasok film bertemakan sesama jenis.Namun, memang menyajikannya dalam teks teks lain. - Halomoan

Director:Writers: (screenplay), (novel) Stars:, , Genres:Drama | Romance Year Of Release : 2015


Essay Film

Dikembangkan dan diorganisir oleh Halomoan Sirait. Mahasiswa tingkat akhir yang kocar kacir didunia blogging karena suka hilang password. Sedang mendambakan profesi Jurnalisme Film secara global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar