Tidaklah mengherankan jika dalam tiga dekade berturut turut
genre superhero memang sudah sangat mendepak pamor genre western koboy,
bahkan uniknya tidak hanya sebuah perubahan bentuk transmisi kejayaan
suatu genre, perkembangan kejayaan superheropun mengikuti tren
mediumisasi teknologi masyarakat modern saat ini.Oh ya, begini.Superhero
ibarat sebuah gadget ponsel cerdas android maupun jam tangan iwatch,
semakin lazim sosok ini berlomba lomba untuk menjadi yang tertipis,
termini yang tak kalah cerdas dan patut dibanggakan fanbase.Maka
lahirlah proyek artificial manusiamini super bernama Ant-Man.
Dari skala geopolitik serta ekososial yang disajikan Ant Man
yang berdurasi 117 menit tersebut, karakter nya tidak jauh berbeda
dengan superhero senior pendahulunya.Scott (sosok Ant Man) barangkali
sama miskin dan terpuruknya dengan Spiderman (Peter Parker) soal
keuangan yang dimiliknya serta sulitnya mendapatkan job, belum
lagi cerita cerita tentang keberadaan eksistensinya sebagai manusia
biasa yang dikriminalisasi hingga didiskreditkan.Ant Man datang dari
frame serta formula yang sama, secara ekososial yang mana menjadi
superhero nyatanya bukan pilihan yang pernah terpikir dari benak mereka,
namun dikarenakan pilihan yang dimotivasikan oleh mengejar karier dari
tirani kemiskinan, menghidupi keluarga yang begitu terpuruk serta
dorongan psikologi untuk keluar menjelmakan alter-ego.
Memang jika ditilik dari bentuk bentuk psikologi dan emosi
dua tayangan ini cukup berbeda dengan Birdman (2014) yang sanggup
memenangkan pentas Oscar.Maksudnya begini mengenai bentuk bentuk
psikologi, superhero jelas sebuah sisi sederhana mengenai alter-ego (aku
yang lain), Birdman memang jauh lebih unggul dalam menggenggam point
tersebut lewat ambisi dan
Sangat mind-blwoingnya pendekatan audio-sentrik Birdman
dengan desing desing suara yang ringkih hingga hampir membuatnya menjadi
gila dan hilang akal untuk mewujudkan juga menyatukan ego dan alter
yang menghampirinya.
Pointnya adalah Spiderman dan Ant
Man tidak perlu menjadi gila karena tekanan ekonomi dan geo-politik yang
ada didepan mata mereka dan bahkan tertumpah dipundak mereka.
Persamaan lainnya adalah Ant Man adalah sebuah proyek
artificial yang misterius dan belum mendapatkan lisensi untuk digunakan
sebagai cara menghadapi geo-politik serta peperangan antar negara.Ia
merupakan formula rahasia dari seorang professor dari perusahaan
pengembang dan penelitian Pym dimana sang professor belum menemukan masa
yang tepat untuk mempublikasikan teknologinya.Belum lagi disaat sang
proyek ini harus mendapatkan tekanan dari asisten ahlinya yang diam diam
mengendus proyek sang professor. Sepintas Sisi ini mirip dengan kisah
Spiderman, dimana sang doctor harus bertentangan dengan mahasiswa yang
ia banggakan.Tak pelak dari sini kita bisa melihat konstruksi sosial dan
isi kepala dari Marvel sendiri bahwa superhero tidaklah mungkin
dikembangkan diluar akademisi serta kaum yang tidak memiliki teknologi
artificial yang canggih dan mencengangkan.Konstruksi inilah yang dapat
membentuk persepsi realitas dari sosok superhero kekiniian tidaklah
mungkin berada diluar basis Marvel dan Keamerikaan Hollywood, karena
memang konstruksi ideology serta kepentingan kepentingan yang
tersembunyi didalamnya jelas sangat Amerikasentrik. Ya.Superhero itu
berkewarganegaraan Amerika.
Persaingan yang amat dingin diantara professor Pym dengan
asisten ahlinya inilah yang menjadi titik pusar menariknya kisah Ant
Man, karena artificial Ant Man tidaklah serta merta mendapatkan dukungan
untuk publikasinya,maka kisah ini menjadi sangat menarik karena formula
lain justru mendapatkan respon yang mencengangkan dan mampu mengancam
keberadaan artifisal Ant Man. Dialah YellowJacket yang ditakdirkan akan
menjadi rival artisial Ant Man.
Maka dari segala persamaan dan kisah superhero kekinian itu
tidaklah mengherankan jika film Ant Man tidak banyak menghadirkan konsep
baru dan lebih mengutak atik formula lama dari superhero
kebanyakan.Namun dari aspek penyegar, Ant Man justru menghadirkan sisi
menggelitik superhero kekinian.Terasa weird dan quirky disatu
sisi.Sehingga sangat terasa sebagai sebuah hiburan.
~Halomoan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar